Keberhasilan Khulafaur Rasyidin
A.Pengertian Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin menurut bahasa artinya para pemimpin yang mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu para khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) setelah Rasulullah SAW wafat.
Rasulullah
SAW meninggal dunia tidak hanya sebagai seorang Nabi yang diutus Allah SWT
untuk menyampaikan risalah agama Islam, namun lebih dari itu Beliau juga
seorang kepala negara yang memimpin suatu negara. Oleh karena itu, jabatannya
sebagai kepala pemerintahan harus ada yang menggantikannya.
Maka
setelah Rasulullah wafat, para sahabat Muhajirin maupun sahabat Anshor
berkumpul untuk bermusyawarah mengangkat seorang pemimpin diantara mereka.
Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang dilakukan secara
demokratis sesudah wafatnya Nabi inilah yang disebut Khulafaur Rasyidin.
Jumlahnya ada 4 orang, yaitu:
a. Abu Bakar as Shiddiq
b. Umar bin Khatab
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abu Thalib
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah) tidak termasuk Khulafaur Rasyidin karena mereka merubah sistem dari pemilihan secara demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan didasarkan atas dasar keturunan seperti halnya dalam sistem kerajaan.
B. Masa Abu Bakar as Shiddiq ( 11 – 13 H = 632 – 634 M )
Khalifah pertama sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah Abu Bakar as Shiddiq. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Ghufah. Dipanggil Abu Bakar yang berarti ayah dari seorang gadis, karena memang Abu Bakar mempunyai anak gadis yang bernama Aisyah yang kemudian menjadi istri Rasulullah SAW.
Dia
termasuk Assabiqunal awwalun yaitu orang yang mula-mula masuk agama Islam.
Mendapat julukan as Shiddiq karena dialah yang selalu membenarkan apa yang ada
pada diri Rasulullah SAW. Diantara para sahabat Nabi, dialah yang tertua dan
yang paling dekat hubungannya dengan Nabi. Dialah yang menemani Nabi saat berhijrah
dari Mekkah menuju Madinah. Usianya 3 tahun lebih muda daripada Nabi.
Melihat
kedekatan hubungan dengan Nabi tersebut, maka para sahabat baik sahabat
Muhajirin (orang yang ikut hijrah bersama Nabi atau penduduk asli Mekkah) dan
sahabat Anshor (penolong / penduduk asli Madinah) semuanya sepakat untuk
mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah yang pertama.
Pada masa kepemimpinannya, usaha-usaha yang telah dilakukannya adalah:
·
Menghadapi para pemberontak yang terdiri atas
orang-orang yang murtad (keluar dari agama Islam) serta orang-orang yang tidak
mau membayar zakat.
·
Menghadapi orang-orang yang mengaku dirinya sebagai
Nabi (nabi palsu) seperti: Musailamah Al Kazab, Al Aswad, Tulaihah dan Sajjah
Tamamiyah.
·
Mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an menjadi 1
kumpulan, mengingat banyak para sahabat penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam
peperangan menghadapi orang-orang yang murtad.
Abu Bakar as Siddiq hanya memimpin selama 2 tahun, karena pada tahun 13 H Abu Bakar meninggal dunia karena sakit yang dideritanya dalam usia 63 tahun dan dikubur di samping makam Rasulullah.
C. Umar bin Khathab ( 13 – 23 H= 634 – 644 M)
Umar bin Khathab adalah putra Naufal Al Quraisyi dari Bani Ady. Sebelum Islam suku Bani Ady terkenal sebagai suku yang terpandang mulia, megah, dan berkedudukan tinggi. Masuk Islam pada tahun ke enam dari kenabian, berwatak keras dan pemberani, tapi juga lemah lembut sering menyamar sebagai rakyat jelata. Usaha-usaha Khallifah Umar bin Khathab antara lain :
·
Pembagian wilayah kekuasaan islam menjadi beberapa
bagian (propinsi) yang masing-masing propinsi di pimpin oleh seseorang Amirul
mukminin. Hal ini mengingat semakin luasnya daerah kekuasaan Islam.
·
Pembentukan dewan-dewan pemerintahan seperti dewan
perbendaharaan negara (Baitul maal), dewan peradilan (Qadhil Qudhah), dewan
pertahanan dsb.
·
Penetapan tahun Hijriyah yang dimulai penanggalannya
dari hijrah nabi dari Mekkah ke Madinah.
·
Pembemtukan urusan kehakiman dan pembangunan Masjidil
Haram, Masjid Nabawi, Masjid Aqsha, dll.
·
Memperluas daerah kekuasaan Islam dan penyebaran agama
Islam ke beberapa daerah seperti: Damaskus, Mesir, Babilonia dan beberapa bekas
jajahan Romawi Timur.
Melihat
keberhasilan Umar bin Kathab ini, banyak musuh dari negara lain hendak membunuh
khalifah. Maka seorang tahanan perang Nahawan yang bernama Fairus( Abu Lu’lu’)
dari bangsa Persia dan menjadi hamba atau budak dari Mughiroh bin Syu’bah sakit
hati dan dendam kepada khalifah atas hancurnya kekaisaran Persia. Maka pada
suatu hari tepatnya pada tahun 23 H khalifah Umar meninggal dunia karena
dibunuh oleh Abu Lu’lu.
D. Usman bin
Affan (23 – 35 H = 644 – 656 M)
Usman bin Affan adalah putra Abdu Syam bin Abdi Manaf, lahir pada tahun ke-5 Miladiyah di Mekkah. Dia merupakan bangsaan Quraisy yang sangat kaya raya namun sangat dermawan. Oleh Rasulullah diberi gelar ZUN NURAIN yang artinya orang yang mempunyai dua cahaya. Hal ini disebabkan karena Usman menikah dengan dua puteri Rasulullah SAW yaitu dengan Siti Ruqayah dan kemudian setelah meninggal dunia, Rasulullah SAW kembali menikahkannya dengan puterinya yang lain yang bernama Umi Kulsum.
Saat diangkat menjadi khalifah Usman telah berusia70 tahun, namun demikian usaha dan jasa-jasanya selama menjadi khalifah sangat besar sekali bagi umat Islam khususnya yang menyangkut usaha pembukuan Al quran menjadi satu mushaf.
Pada
masa pemerintahannya, banyak terjadi perbedaan di kalangan umat Islam mengenai
bacaan Al Quran. Melihat kondisi seperti ini, khalifah kemudian membentuk suatu
panitia khusus yang bertugas membukukan Al Quran menjadi satu mushaf yang sama
ejaan maupun bahasanya. Yang termasuk panitia ini adalah Zaid bin Tsabit
sebagai ketua dibantu oleh Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Ash, dan Abdur Rahman
bin Haris bin Hisyam.
Kepada panitia khalifah Usman berpesan agar berpedoman kepada hafalan para sahabat penghafal Al Quran dan jika terjadi perbedaan dalam dialek, maka dikembalikan kepada bahasa atau dialek Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy. Panitia menyusun sebanyak lima buah, masing-masing dikirim ke beberapa daerah seperti: Syam, Kufah, Basrah, dan Mesir. Sedangkan yang satu tetap berada di Madinah untuk khalifah sendiri yang disebut Mushaf Al Imam.
Kepada panitia khalifah Usman berpesan agar berpedoman kepada hafalan para sahabat penghafal Al Quran dan jika terjadi perbedaan dalam dialek, maka dikembalikan kepada bahasa atau dialek Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan dialek suku Quraisy. Panitia menyusun sebanyak lima buah, masing-masing dikirim ke beberapa daerah seperti: Syam, Kufah, Basrah, dan Mesir. Sedangkan yang satu tetap berada di Madinah untuk khalifah sendiri yang disebut Mushaf Al Imam.
Di
samping usaha pembukuan Al Quran tersebut, khalifah Usman juga melakukan usaha
perluasan daerah kekuasaan Islam, sehingga pada saat itu Islam telah mencapai
Afrika (Tunisia, Sudan, Tripoli Barat) dan daerah Armenia.Khalifah Usman
menghadapi pemberontakan dari beberapa golongan diantaranya adalah dari Khufah
dan Basrah, demikian jugu dari Abdullah bin Abu Bakar. Khalifah dikepung oleh
para pemberontak selama 40 hari lamanya, sampai akhirnya beliau dibunuh oleh
para pemberontak (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H.
E. Ali bin Abu Thalib
( 35 – 40 H = 656 – 661 M)
Ali bin Abu Thalib
adalah anak dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Abu Thalib. Sejak kecil
telah bergaul dengan Rasulullah SAW karena Nabi juga diasuh oleh Abu Thalib.
Setelah Nabi Muhammad SAW berkeluarga, maka Ali ikut dengan Nabi Muhammad SAW.
Ali lahir di Mekkah pada tahun 661 H. Termasuk Assabiqunal awalun dan orang yang paling muda dari beberapa orang yang pertama kali masuk agama Islam, karena pada waktu itu usianya baru 8 tahun. Dia merupakan seorang pemimpin yang cerdas, jujur, pemberani, adil, dan pandai dalam strategi perang karena setiap peperangan yang dihadapi oleh umat Islam, Ali selalu mengikutinya dan berada di barisan paling depan sebagai panglima yang mengatur strategi pasukan Islam. Setelah dewasa, Rasulullah SAW menikahkannya dengan salah satu puterinya yang bernama Siti Fatimah.
Ali lahir di Mekkah pada tahun 661 H. Termasuk Assabiqunal awalun dan orang yang paling muda dari beberapa orang yang pertama kali masuk agama Islam, karena pada waktu itu usianya baru 8 tahun. Dia merupakan seorang pemimpin yang cerdas, jujur, pemberani, adil, dan pandai dalam strategi perang karena setiap peperangan yang dihadapi oleh umat Islam, Ali selalu mengikutinya dan berada di barisan paling depan sebagai panglima yang mengatur strategi pasukan Islam. Setelah dewasa, Rasulullah SAW menikahkannya dengan salah satu puterinya yang bernama Siti Fatimah.
Proses pengangkatan Ali sebagai khalifah melalui musyawarah di kalangan umat Islam, namun demikian keadaan umat Islam pada waktu itu sudah mengalami perpecahan yang hebat. Banyak bermunculan golongan-golongan yang disebabkan oleh perbedaan pandangan mereka dalam hal kepemimpinan umat Islam. Banyak peperangan yang terjadi ketika masa pemerintahan khalifah Ali, dan yang terpenting adalah peperangan Jamal dan Shiffin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar